Minggu, 11 November 2012

Kebiasaan Gigit Jari



Suka Gigit Jari, Itu Gangguan Mental

                Orang dewasa yang suka gigit jari seringkali tampak lucu dan imut karena terkesan kekanak-kanakan. Tetapi jangan bangga dibilang imut, dalam waktu dekat kebiasaan buruk ini akan digolongkan sebagai salah satu gangguan mental.
                American Psychiatric Association, sebuah lembaga yang menyusun panduan diagnosis gangguan mental atau Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) tak lama lagi akan membuat kebiasaan gigit kuku dan jari tidak lagi imut. Dalam DSM yang baru, kemungkinan besar perilaku ini akan masuk gangguan Obsessive Compulsive Disorder atau OCD.
                OCD paling mudah dikenali dari cirri-cirinya yakni pikiran atau ketakutan yang berlebihan (obsessive) yang memicu perilaku berulang (compulsive). penting untuk dicatat, perilaku menggigit gigit kuku jari banyak yang memenuhi cirri-ciri tersebut.
                Memang tidak semua perilaku atau kebiasaan menggigit kuku akan dikategorikan gangguan mental OCD. Ada criteria tertentu yang harus dipenuhi dan dikatakan sebenarnya bahwa hanya sebagian kecil saja yang bisa masuk dalam kategori gangguan mental.
                “sama seperti mencabuti rambut, menggigit kuku belum masuk gangguan kalau belum merusak, berlebihan dan memenuhi level keparahan tertentu berdasarkan penilaian medis,” kata Carol Mathews, MD, psikiater dari University of Carolina seperti dikutip Today.
                Menggigit kuku dikatakan parah dan bisa masuk gangguan mental antara lain jika sampai menyebabkan infeksi. Mathews mengatakan, harus ada kerusakan fisik yang mengurangi kemampuan para pelakunya untuk menggunakan tangan secara normal.
Adanya resiko bila kebiasaan suka menggigit kuku ini dibiarkan tidak hanya menjadi perhatian para ahli kejiwaan. Di kalangan dokter kulit sekalipun, kebiasaan menggigit kuku juga dianggap sebagai ancaman bagi kesehatan secara umum dalam kaitannya dengan resiko infeksi.
“(Gigit kuku) bisa menyumbang infeksi kulit, memperburuk kondisi yang sudah ada dan meningkatkan risiko pilek maupun infeksi lain karena kuman dari kuku bisa dengan mudah berpindah ke bibir dan mulut,” kata Lawrence E Gibson, MD, seorang dokter kulit dari Mayo Clinic.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar