Suka Gigit Jari, Itu Gangguan Mental
Orang
dewasa yang suka gigit jari seringkali tampak lucu dan imut karena terkesan
kekanak-kanakan. Tetapi jangan bangga dibilang imut, dalam waktu dekat
kebiasaan buruk ini akan digolongkan sebagai salah satu gangguan mental.
American
Psychiatric Association, sebuah lembaga yang menyusun panduan diagnosis
gangguan mental atau Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM)
tak lama lagi akan membuat kebiasaan gigit kuku dan jari tidak lagi imut. Dalam
DSM yang baru, kemungkinan besar perilaku ini akan masuk gangguan Obsessive
Compulsive Disorder atau OCD.
OCD
paling mudah dikenali dari cirri-cirinya yakni pikiran atau ketakutan yang
berlebihan (obsessive) yang memicu perilaku berulang (compulsive). penting untuk
dicatat, perilaku menggigit gigit kuku jari banyak yang memenuhi cirri-ciri
tersebut.
Memang
tidak semua perilaku atau kebiasaan menggigit kuku akan dikategorikan gangguan
mental OCD. Ada criteria tertentu yang harus dipenuhi dan dikatakan sebenarnya
bahwa hanya sebagian kecil saja yang bisa masuk dalam kategori gangguan mental.
“sama
seperti mencabuti rambut, menggigit kuku belum masuk gangguan kalau belum
merusak, berlebihan dan memenuhi level keparahan tertentu berdasarkan penilaian
medis,” kata Carol Mathews, MD, psikiater dari University of Carolina seperti
dikutip Today.
Menggigit
kuku dikatakan parah dan bisa masuk gangguan mental antara lain jika sampai
menyebabkan infeksi. Mathews mengatakan, harus ada kerusakan fisik yang
mengurangi kemampuan para pelakunya untuk menggunakan tangan secara normal.
Adanya resiko bila kebiasaan
suka menggigit kuku ini dibiarkan tidak hanya menjadi perhatian para ahli
kejiwaan. Di kalangan dokter kulit sekalipun, kebiasaan menggigit kuku juga
dianggap sebagai ancaman bagi kesehatan secara umum dalam kaitannya dengan
resiko infeksi.
“(Gigit kuku) bisa menyumbang
infeksi kulit, memperburuk kondisi yang sudah ada dan meningkatkan risiko pilek
maupun infeksi lain karena kuman dari kuku bisa dengan mudah berpindah ke bibir
dan mulut,” kata Lawrence E Gibson, MD, seorang dokter kulit dari Mayo Clinic.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar